Gerbangrakyat.com – Hungaria telah menunjuk Tamas Sulyok sebagai presiden terpilih yang akan menggantikan Katalin Novak. Parlemen Hungaria secara bulat memilih Ketua Mahkamah Konstitusi, Tamas Sulyok, untuk mengisi posisi tersebut pada Senin (26/2). Ini terjadi sekitar dua pekan setelah Katalin Novak secara mendadak mengundurkan diri pada Sabtu (10/2) akibat terjerat skandal pelecehan seksual di sebuah panti asuhan.
Reuters melaporkan bahwa terpilihnya Sulyok diharapkan dapat membantu Perdana Menteri Viktor Orban dalam memperoleh kembali inisiatif politiknya, terutama setelah skandal yang menimpa Novak. Skandal tersebut tampaknya bertentangan dengan prinsip-prinsip utama partainya, yang menekankan komitmen terhadap nilai-nilai kekeluargaan dan Kristen tradisional.
Parlemen Hungaria memilih Sulyok untuk masa jabatan lima tahun dengan dukungan mayoritas suara dari anggota parlemen yang berasal dari partai Fidesz yang berkuasa di bawah kepemimpinan Orban.
“Saya, sebagai seorang pengacara, serta kini sebagai Presiden, berjanji untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan mempertahankan persatuan bangsa dengan memegang teguh nilai-nilai dasar hukum,” ujar Sulyok dalam pernyataannya setelah terpilih.
Dalam pidato singkatnya setelah terpilih, Sulyok juga berjanji untuk menjaga transparansi dalam keputusan-keputusannya terkait pengampunan dan penghargaan presiden.
Namun, pencalonan Sulyok menuai kritik dari pihak oposisi yang menyoroti kurangnya pengalaman politiknya. Sejumlah protes diadakan oleh empat partai oposisi, dengan meminta adanya pemilihan presiden secara langsung, meskipun jabatan presiden Hungaria pada umumnya memiliki sifat seremonial.
Menurut AFP, Sulyok merupakan seorang hakim konstitusi sejak tahun 2014 dan menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi Hungaria sejak 2016, sebuah posisi yang didapatinya dengan dukungan dari anggota parlemen yang berasal dari partai Fidesz yang berkuasa.
Dia dijadwalkan akan resmi menjabat sebagai Presiden Hungaria mulai tanggal 5 Maret mendatang.
Sementara itu, Katalin Novak mengundurkan diri setelah mendapat tekanan atas keputusannya untuk memberikan pengampunan kepada seorang pria yang terlibat dalam menutupi kasus pelecehan seksual di sebuah panti asuhan negara tersebut.
Pada April 2023, menjelang kunjungan Paus Fransiskus, Novak memutuskan untuk memberikan pengampunan kepada sekitar dua lusin orang, termasuk wakil direktur panti asuhan yang membantu dalam menyembunyikan kejahatan mantan direktur panti tersebut.
Mantan Direktur panti itu dihukum 8 tahun penjara karena terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki di bawah umur selama periode 2004-2016, sementara mantan Wakil Direktur dihukum lebih dari 3 tahun penjara.
Keputusan Novak tersebut menuai kritik dari berbagai kalangan dan memicu demonstrasi. Akhirnya, Novak memilih untuk mengundurkan diri pada Sabtu (10/2).
Sumber : CNN Indonesia