Gerbangrakyat.com – Bank digital di Indonesia terus berkembang pesat dengan munculnya setidaknya 15 bank digital hingga saat ini. Namun, di tengah pesatnya pertumbuhan ini, strategi yang sering digunakan oleh bank digital, seperti menawarkan suku bunga deposito yang tinggi, menimbulkan pertanyaan akan keberlanjutan bisnis mereka.
Dilansir dari CNBC Indonesia Ahli pemasaran dan Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Agus W. Soehadi, menyebut strategi “bakar duit” ini tidak lagi efektif dan tidak baik bagi keberlanjutan bisnis. Terutama karena suku bunga yang tinggi, melebihi tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 4,25%, dan tidak dijamin oleh lembaga tersebut.
Dalam konteks ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa setiap bank memiliki strategi dan risiko masing-masing dalam menjalankan bisnisnya.
Menurut Dian, bank digital dapat mengadopsi beberapa strategi untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Pertama, melalui inovasi produk dan layanan untuk memberikan kemudahan transaksi dan solusi keuangan terintegrasi. Kedua, dengan meningkatkan teknologi dan pengalaman pelanggan melalui aplikasi seluler. Ketiga, dengan meningkatkan efisiensi operasional yang pada akhirnya akan menguntungkan nasabah melalui biaya transaksi yang lebih rendah. Keempat, dengan berkolaborasi dan bermitra dengan pihak lain seperti fintech, e-commerce, dan perusahaan telekomunikasi.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tingginya suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank digital, seperti Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI), Neobank, dan Amar Bank, tidak dijamin oleh LPS. Dian menegaskan bahwa OJK mendorong perlindungan nasabah melalui transparansi, edukasi konsumen, pengawasan dan regulasi, serta perlindungan data pribadi.
Seiring dengan peluncuran bank digital terbaru seperti Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) yang menawarkan suku bunga deposito tertinggi di Indonesia, yaitu hingga 8,75% p.a., serta penawaran bunga deposito tinggi dari Neobank dan Amar Bank, tantangan bagi bank digital untuk tetap berkelanjutan dan memberikan perlindungan yang memadai kepada nasabah semakin meningkat.