Gerbangrakyat.com – Dalam era digital saat ini, kredibilitas seorang content creator dinilai dari kualitas konten yang disajikan. Konten yang tidak fokus pada branding akan sulit menarik perhatian audiens.

Oleh karena itu, memahami dan menerapkan konsep content pillar menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas berbagai jenis content pillar dan bagaimana penerapannya dapat meningkatkan kualitas dan konsistensi konten Anda.

Pengertian Content Pillar

Menurut DemandJump, content pillar adalah konten utama yang berfungsi sebagai artikel pokok untuk menjelaskan suatu topik secara umum. Artikel ini kemudian dikembangkan menjadi artikel-artikel pendukung yang membahas topik tersebut secara lebih mendetail.

Content pillar biasanya memiliki panjang sekitar 3.000 kata, sementara artikel pendukung berkisar antara 2.000 kata atau kurang, tergantung pada spesifiknya topik yang dibahas.

Fungsi dan Manfaat Content Pillar

Content pillar tidak hanya membantu dalam pengembangan topik, tetapi juga dalam merumuskan strategi konten lainnya, seperti:

  • Penggunaan kata kunci yang tepat untuk artikel-artikel pendukung.
  • Memperkirakan pertanyaan audiens yang mungkin muncul untuk memahami topik secara lebih mendalam.
  • Menghubungkan artikel-artikel secara runtut, sehingga audiens dapat menemukan informasi yang mereka butuhkan di satu tempat.

Dalam istilah sederhana, content pillar adalah tema besar yang disusun berdasarkan preferensi audiens, membuat penulisan konten lebih terarah dan sesuai dengan selera mereka.

Jenis-Jenis Content Pillar

Content pillar dapat dibedakan berdasarkan tujuan pembuatannya. Berikut adalah beberapa jenis content pillar yang umum digunakan:

1. Marketing Content Pillar

    Konten ini bertujuan untuk menarik audiens agar membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Konten harus mampu meyakinkan audiens bahwa produk tersebut dapat menyelesaikan masalah mereka dengan lebih efisien dibandingkan produk kompetitor.

    Contohnya adalah konten promosi yang dilakukan oleh Xiaomi di akun Instagram mereka, yang menonjolkan fitur-fitur unggulan produk.

    2. Recreational Content Pillar

      Tujuan utama dari konten ini adalah menghibur audiens, baik melalui video maupun gambar meme yang lucu.

      Contohnya adalah konten meme dari Netflix yang tetap menghibur tanpa keluar dari identitas brand, menggunakan cuplikan film yang ada dalam platform tersebut.

      3. Educative Content Pillar

        Menurut survei Forbes, 96% audiens tidak menyukai iklan yang hanya fokus berjualan. Oleh karena itu, konten pilar edukatif menjadi penting untuk memberikan nilai tambah kepada audiens.

        Konten ini harus mampu menambah wawasan audiens, khususnya mengenai produk yang dijual, tanpa menawarkan produk secara langsung.

        Sebagai contoh, akun Instagram Kampung Inggris yang selain mempromosikan kelas, juga memberikan edukasi mengenai kosakata Bahasa Inggris.

        4. Trending Content Pillar

          Konten ini mengangkat kejadian yang sedang viral atau menjadi bahan perbincangan netizen, termasuk hari-hari besar seperti Natal, Tahun Baru, dan Lebaran.

          Konten semacam ini dapat menarik perhatian audiens karena relevan dengan tren terkini.

          Penerapan Content Pillar

          Meskipun penerapan content pillar lebih umum pada artikel di website dan media sosial, esensinya dapat diterapkan pada konten berbentuk video maupun gambar.

          Yang terpenting adalah memastikan konten tersebut sesuai dengan preferensi dan kebutuhan audiens, sehingga dapat meningkatkan engagement dan kredibilitas Anda sebagai content creator.

          Dengan memahami dan menerapkan berbagai jenis content pillar, Anda dapat menciptakan konten yang lebih terstruktur, relevan, dan menarik bagi audiens.

          hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas Anda, tetapi juga membantu audiens menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan mudah dan efisien.

          Share: