Jakarta, Gerbangrakyat.com – Atmosfer politik menjelang Pilkada Jakarta 2024 semakin memanas dengan interaksi hangat antara PDIP dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam beberapa hari terakhir, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dan Anies Baswedan saling melempar pujian, mengisyaratkan kemungkinan koalisi yang mengejutkan banyak pihak. Namun, bagaimana respons Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terkait dinamika ini?
Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menjadi yang pertama melontarkan pujian terhadap Anies. Ia mengakui bahwa Anies merupakan sosok yang menarik untuk diusung dalam Pilkada Jakarta. “Menarik juga Pak Anies,” ujar Puan dikutip dari Detik.com (10/6/24).
Menanggapi pujian tersebut, Anies Baswedan menyatakan apresiasinya dan menyebut PDIP sebagai partai yang juga menarik. “PDIP juga menarik, jadi sambil kita lihat hari-hari ini, mudah-mudahan sampai pada kesimpulan,” kata Anies ketika diwawancarai di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/6).
Sementara itu, Juru Bicara PKS, Ahmad Mabruri, menilai bahwa saling lempar pujian antara PDIP dan Anies adalah hal yang wajar dalam dunia politik. “Saya kira wajar ya saling memuji itu. Semua partai dan kandidat sekarang sedang intens berkomunikasi. Nah biar komunikasi lancar kan mesti dimulai dengan pujian,” kata Mabruri saat dihubungi pada Sabtu (8/6).
Mabruri mengungkapkan bahwa PKS masih terus menjalin komunikasi dengan berbagai partai terkait Pilkada Jakarta. Menurutnya, penentuan calon yang akan diusung oleh PKS akan bergantung pada kesepakatan koalisi yang terbentuk. “PKS juga sedang berkomunikasi dengan partai-partai untuk koalisi di Pilkada Jakarta. Tentu kalau koalisi sudah deal tinggal tentukan siapa calon Jakarta 1 dan Jakarta 2-nya,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan koalisi antara PKS dan PDIP untuk mengusung Anies, Mabruri menyatakan bahwa PKS akan memprioritaskan partai-partai yang pernah menjadi sekutu dalam koalisi sebelumnya. “Pada prinsipnya PKS terbuka dengan semua partai, namun saat ini PKS akan memprioritaskan terlebih dahulu pada partai-partai yang pernah menjadi teman koalisi, baik di Pilkada Jakarta ataupun di Pilpres pada masa-masa sebelumnya,” jelasnya.
Namun demikian, Mabruri menegaskan bahwa jika akhirnya PKS harus berkoalisi dengan PDIP, hal tersebut bukanlah masalah besar. Ia meminta publik untuk bersabar menanti kejutan-kejutan politik yang akan datang. “Tidak masalah. Kan nanti yang memilih warga Jakarta. Partai-partai tugasnya mencalonkan kandidat terbaik. Sampai saat ini masih dalam proses. Tunggu saja nanti akan ada kejutan-kejutan,” tutup Mabruri.
Dalam dinamika politik yang terus berkembang, interaksi antara PDIP, Anies Baswedan, dan PKS menunjukkan betapa cairnya konstelasi politik di Jakarta. Dengan berbagai kemungkinan koalisi yang masih terbuka, publik diharapkan tetap waspada dan mengikuti perkembangan terbaru menjelang Pilkada Jakarta 2024.