Gerbangrakyat.com – Perusahaan produsen chip, Nvidia, kini mencatatkan sejarah baru sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Pencapaian ini terjadi setelah harga saham Nvidia mengalami lonjakan signifikan, membuat valuasinya melampaui raksasa teknologi seperti Microsoft dan Apple. Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan pasar terhadap chip yang digunakan untuk mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI).
Dilansir dari CNBC Indonesia Berdasarkan data dari S&P Global yang dikutip oleh New York Times, pada hari Selasa lalu, Nvidia berhasil melampaui dua nama besar di industri teknologi. Hal ini tidak lepas dari booming kecerdasan buatan generatif dan meningkatnya permintaan terhadap unit pemrosesan grafis (GPU), yang menjadi komponen utama dalam pengembangan sistem AI.
Valuasi pasar Nvidia mengalami peningkatan yang luar biasa cepat. Hanya dalam waktu dua tahun, nilai pasar perusahaan ini melonjak dari sekitar US$ 400 miliar menjadi lebih dari US$ 3 triliun. Pada hari Selasa, saham Nvidia naik 3,6%, menjadikan kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 3,34 triliun, mengungguli Microsoft dan Apple yang sebelumnya memegang posisi tersebut.
Kemajuan Nvidia menjadi bukti nyata bagaimana kecerdasan buatan mampu mengubah lanskap industri teknologi secara drastis. Pada Januari lalu, Microsoft sempat menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar berkat integrasi teknologi AI, sebelum akhirnya disalip oleh Nvidia.
Tidak tinggal diam, Apple juga mengumumkan rencananya untuk memasukkan teknologi AI ke dalam produk-produknya, termasuk iPhone, pada musim gugur ini. Langkah ini menunjukkan bahwa persaingan dalam penerapan teknologi AI semakin ketat di antara perusahaan teknologi terkemuka.
Keberhasilan Nvidia tidak terlepas dari visi dan strategi jangka panjang yang diterapkan oleh CEO Jensen Huang. Bertahun-tahun sebelum perusahaan chip lainnya, Huang telah memprediksi pentingnya GPU dalam pengembangan AI dan menyesuaikan arah perusahaan untuk menyambut era baru teknologi ini. “Tidak ada orang lain yang sepenuhnya melihat atau menghargai hal ini,” ujar Daniel Newman, CEO Futurum Group, sebuah perusahaan riset teknologi.
Nvidia kini menguasai lebih dari 80% pasar chip yang digunakan dalam sistem AI, dengan pelanggan besar yang terus berebut untuk memesan chip guna mengoperasikan komputer di pusat data mereka. Meskipun demikian, analis dari Bernstein Research, Stacy Rasgon, mengingatkan bahwa pertumbuhan cepat ini juga menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlanjutannya. “Jika keuntungan dari AI ternyata tidak ada, maka semuanya akan runtuh,” ungkapnya.
Meskipun keuntungan Nvidia pada kuartal terakhir mencapai US$ 14,88 miliar, naik lebih dari 600% dari tahun sebelumnya, para investor lebih menaruh harapan pada potensi masa depan perusahaan dibandingkan dengan laba saat ini. Sebagai perbandingan, Microsoft dan Apple masing-masing mencatatkan keuntungan lebih dari US$ 21 miliar dalam periode tiga bulan yang berakhir pada bulan Maret.
Selain itu, Nvidia juga berhasil melampaui ekspektasi Wall Street secara konsisten. Penjualan pada kuartal terakhirnya meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi US$ 26 miliar. Perusahaan ini juga memproyeksikan akan menggandakan penjualan pada kuartal berikutnya.
Sebagai informasi tambahan, Nvidia tidak hanya menjual chip tetapi juga perangkat lunak yang diperlukan untuk membangun sistem AI dengan chip tersebut, termasuk superkomputer yang dijual dengan harga mulai dari US$ 250.000. Mesin-mesin ini, yang terdiri dari 35.000 komponen dan dipenuhi dengan GPU buatan Nvidia, menunjukkan betapa perusahaan ini telah siap menghadapi masa depan teknologi yang semakin canggih.
Dengan capaian ini, Nvidia bergabung dalam daftar eksklusif perusahaan yang pernah memimpin indeks S&P 500 berdasarkan valuasi pasar, di antaranya adalah AT&T, Apple, Cisco, DuPont, Exxon Mobil, General Electric, General Motors, IBM, Microsoft, Philip Morris, dan Walmart.
Keberhasilan Nvidia menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dan visi jangka panjang dapat membawa sebuah perusahaan menuju puncak kesuksesan di industri teknologi global.