Denpasar, Gerbangrakyat.com – Provinsi Bali kembali menunjukkan prestasi gemilang dengan menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan paling rendah di Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, persentase masyarakat miskin di Bali pada Maret 2024 tercatat sebesar 4 persen. Angka ini turun sebesar 0,25 persen dibandingkan dengan Maret 2023 yang mencapai 4,25 persen. Dalam nilai absolut, jumlah penduduk miskin di Bali pada Maret 2024 mencapai 184,43 ribu orang, turun 9,35 ribu orang dari 193,78 ribu orang pada Maret 2023.

“Kondisi ini menjadikan tingkat kemiskinan di Bali berada pada posisi terendah secara nasional,” ungkap Kepala BPS Provinsi Bali, Endang Retno Sri Subiyandani, di kantor BPS Provinsi Bali pada Senin (1/7/2024).

Endang menjelaskan, beberapa faktor berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan di Bali. Salah satunya adalah perekonomian Bali yang meskipun tumbuh melambat dari 6,04 persen pada triwulan I 2023 menjadi 5,98 persen pada triwulan I 2024, tetap mampu mendorong penurunan kemiskinan di provinsi tersebut. Selain itu, pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) yang tumbuh sebesar 4,33 persen menunjukkan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga pada periode yang sama.

Fenomena lainnya adalah peningkatan lapangan kerja di sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, yang menjadi andalan ekonomi Bali. “Hasil Sakernas Februari 2024 menunjukkan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum menyerap tenaga kerja dengan peningkatan paling tinggi dibandingkan lapangan usaha lainnya,” jelas Endang. Hal ini didorong oleh pulihnya sektor pariwisata pasca-pandemi.

Selain itu, realisasi penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) juga berperan penting. Penyaluran bansos PKH pada Januari-Maret 2024 melalui PT Pos mencapai 28.096 keluarga penerima manfaat atau 89,62 persen dari target, sementara penyaluran melalui Himbara pada Januari dan Februari 2024 mencapai 73.698 KPM atau 99,83 persen dari target.

Endang juga mengungkapkan bahwa persentase penduduk miskin di perkotaan selalu lebih rendah dibandingkan di pedesaan. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di perkotaan tercatat 3,55 persen, lebih rendah dibandingkan dengan di pedesaan yang mencapai 5,2 persen.

BPS mencatat garis kemiskinan di Bali pada Maret 2024 sebesar Rp 568.510 per kapita per bulan. Sumbangan makanan terhadap garis kemiskinan tercatat sebesar 68,88 persen dan non-makanan sebesar 31,12 persen. “Komoditas makanan seperti beras masih memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan, yaitu 24,56 persen di perkotaan dan 27,43 persen di pedesaan,” jelas Endang.

Secara rata-rata, satu rumah tangga miskin di Bali pada Maret 2024 memiliki 4,68 anggota rumah tangga, dengan garis kemiskinan per rumah tangga mencapai Rp 2.660.627 per bulan. Jika dibandingkan dengan kondisi nasional, jumlah anggota rumah tangga miskin secara nasional rata-rata 4,78 orang dengan garis kemiskinan per rumah tangga Rp 2.786.415 per bulan, lebih tinggi dibandingkan Bali.

Menurut Endang, upaya pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan di Bali dilakukan secara komprehensif dari tingkat desa hingga provinsi. “Sebenarnya menurut Bank Dunia, jika kemiskinan itu berada di bawah 10 persen, maka seharusnya dianggap sudah tidak ada. Bali telah mencapai 4 persen, jauh di bawah 10 persen. Namun, untuk mencapai nol kemiskinan ekstrem, pemerintah terus berupaya menghapuskan kemiskinan ekstrem yang tersisa,” tegas Endang.

Sumber : Detik

Share: