Gerbangrakyat.com – Gunung Mbeliling, atau yang dalam bahasa lokal disebut Golo, merupakan puncak tertinggi di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, dengan ketinggian mencapai 1.300 meter di atas permukaan laut. Terletak di Kecamatan Mbeliling, gunung ini hanya berjarak sekitar 20 km dari ibu kota kabupaten, Labuan Bajo.

Kawasan hutan lindung Mbeliling mencakup tiga kecamatan: Mbeliling di utara dan timur, Komodo di barat, dan Sano Nggoang di selatan. Hutan ini dikenal dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna yang menarik minat para wisatawan dan peneliti.

Pesona Alam dan Budaya

Gunung Mbeliling terkenal dengan keindahan alamnya yang masih asri. Dari puncak gunung, pengunjung dapat menikmati panorama Kota Labuan Bajo, Laut Flores, dan pulau-pulau sekitarnya. Jalur trekking di kawasan ini juga menawarkan pengalaman menjelajahi hutan lebat dengan pepohonan yang menjulang tinggi.

Selain pesona alam, Gunung Mbeliling juga merupakan tempat tinggal masyarakat adat Manggarai. Tradisi dan budaya lokal masih terjaga dengan baik di sini, termasuk upacara adat Mbeliling yang diadakan setiap tahun untuk menghormati leluhur dan menjaga keseimbangan alam. Wisatawan juga dapat mempelajari kerajinan tangan dan seni tradisional Manggarai yang unik.

Asal-Usul dan Legenda

Nama “Mbeliling” berasal dari bahasa Manggarai, di mana “Mbe” berarti “air” dan “Liling” berarti “dingin”. Ini merujuk pada mata air segar dan sejuk yang mengalir di lereng gunung. Menurut legenda setempat, Gunung Mbeliling adalah tempat tinggal para dewa dan roh yang bertugas menjaga keseimbangan alam. Kepercayaan ini membuat setiap pendakian ke puncak selalu diawali dengan upacara adat yang khusyuk.

Bukan Gunung Api Aktif

Meskipun terletak dekat dengan kaldera Wai Sano yang berisi danau kawah terbesar di Flores, Gunung Mbeliling bukanlah gunung berapi aktif. Terdapat dua solfatara atau fumarol di pantai tenggara tasik yang mengeluarkan gas oksida belerang. Kedekatannya dengan Labuan Bajo membuat Gunung Mbeliling menjadi destinasi ekowisata yang populer, terutama di kalangan pengamat burung dan pecinta alam.

Wisatawan yang ingin mendaki Gunung Mbeliling biasanya menginap di Desa Roe, yang berjarak sekitar satu jam dari Labuan Bajo. Pendakian direkomendasikan mencakup satu malam berkemah dekat puncak dan kunjungan ke air terjun Cunca Rami pada keesokan harinya. Alternatif lain, pendakian bisa dilakukan dalam satu hari penuh atau bahkan setengah hari bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu.

Share: