Dhaka, Bangladesh, Gerbangrakyat.com – Kerusuhan besar kembali mengguncang Bangladesh pada Minggu, 4 Agustus 2024. Aksi unjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina ini menyebabkan setidaknya 98 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Polisi dikerahkan untuk mengendalikan situasi dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet guna membubarkan puluhan ribu demonstran yang memadati jalan-jalan di berbagai kota.

Unjuk rasa ini dipimpin oleh kelompok mahasiswa dan telah berlangsung sejak Juli lalu. Mereka memprotes sistem kuota pegawai negeri sipil yang dinilai diskriminatif dan lebih menguntungkan pendukung partai Liga Awami yang dipimpin oleh Hasina. Sistem kuota yang memberi keistimewaan kepada keluarga veteran perang kemerdekaan tahun 1971 ini telah menjadi bahan perdebatan sejak diterapkan kembali setelah sempat dihapus pada 2018.

Demonstrasi ini juga diwarnai dengan bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan serta kelompok pro-pemerintah. Selain mahasiswa, elemen masyarakat lain seperti bintang film, musisi, dan produsen garmen turut bergabung dalam aksi protes ini. Lagu-lagu rap dan kampanye di media sosial semakin memperkuat tuntutan agar Hasina mundur dari jabatannya.

Dalam perkembangan terbaru, Sheikh Hasina yang telah menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 2009 akhirnya mengundurkan diri pada Senin, 5 Agustus 2024. Menurut laporan media, Hasina bersama saudara perempuannya diterbangkan dengan helikopter militer ke India. Mereka dilaporkan telah mendarat di Agartala, ibu kota negara bagian Tripura, India, setelah menyeberangi perbatasan timur Bangladesh.

Hasina, yang baru saja memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut pada Januari lalu, telah lama menjadi tokoh dominan dalam politik Bangladesh. Namun, pemerintahannya sering dikritik karena dianggap memperkuat kekuasaan melalui lembaga negara dan menekan perbedaan pendapat.

Setelah pengunduran dirinya, Angkatan Darat Bangladesh langsung mengambil alih pemerintahan. Kepala Angkatan Darat Jenderal Waker-Uz-Zaman menyatakan bahwa militer akan membentuk pemerintahan sementara dan menyerukan kepada para demonstran untuk menghentikan aksi mereka.

“Ada krisis di negara ini. Saya telah bertemu dengan para pemimpin oposisi dan kami telah memutuskan untuk membentuk pemerintahan sementara untuk menjalankan negara ini,” ungkap Jenderal Waker-Uz-Zaman kepada media. “Saya bertanggung jawab penuh dan berjanji untuk melindungi nyawa dan harta benda Anda. Tuntutan Anda akan dipenuhi. Mohon dukung kami dan hentikan kekerasan. Jika Anda bekerja sama dengan kami, kita dapat bergerak menuju solusi yang tepat. Kita tidak dapat mencapai apa pun melalui kekerasan,” lanjutnya.

Pengunduran diri Hasina dan intervensi militer ini menandai salah satu momen paling kritis dalam sejarah modern Bangladesh. Tarique Rahman, putra tertua dari rival lama Hasina, Begum Khaleda Zia, dan kini menjabat sebagai penjabat ketua partai oposisi, menyambut pengunduran diri tersebut sebagai kemenangan rakyat. “Pengunduran diri Hasina membuktikan kekuatan rakyat,” ujarnya. “Bersama-sama, mari kita bangun kembali Bangladesh menjadi negara yang demokratis dan maju, di mana hak dan kebebasan semua orang dilindungi,” tulisnya di platform media sosial X.

Situasi di Bangladesh saat ini masih sangat tegang, dan banyak pihak berharap transisi pemerintahan yang damai dan stabil dapat segera terjadi.

Sumber : Liputan6.com

Share: