Gerbangrakyat.com – Isu mengenai terbentuknya Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus) yang dikabarkan akan meninggalkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pilkada Jakarta semakin santer terdengar. Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa isu tersebut tidak berdasar, karena menurutnya, setiap partai politik memiliki basis dukungan masing-masing yang kuat.
“Enggak ada upaya tinggal meninggal, karena semua memiliki basis dukungan rakyat,” ujar Hasto saat ditemui di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Hasto juga menegaskan bahwa kerja sama antara PDIP dengan partai-partai lain tetap terjalin baik, terutama di tingkat kabupaten dan kota. Namun, ia mengakui bahwa di beberapa provinsi yang dianggap strategis, ada pertimbangan khusus yang harus diperhitungkan dengan cermat.
“Dan itulah yang nanti akan jadi bagian dari solusi untuk mencalonkan calon yang bisa diterima oleh parpol, tetapi juga memiliki dukungan akar rumput yang kuat,” tambahnya.
Komunikasi Intens dengan KIM
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan komunikasi intensif, tidak hanya dengan PKB, tetapi juga dengan partai-partai lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal ini menunjukkan bahwa PDIP masih aktif dalam menjalin kerja sama lintas partai untuk Pilkada Jakarta.
“Saya biasanya dengan Pak Dasco, dengan Bang Zul, dengan Gus Imin, dengan Bapak Airlangga, kami komunikasi jalan terus,” ungkap Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Namun, Said juga menekankan bahwa hingga saat ini, belum ada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Jakarta yang sudah diputuskan, termasuk Ridwan Kamil. Ia menyebutkan bahwa masih ada ruang bagi partai-partai untuk berdiskusi dan menentukan pasangan yang tepat.
“Kan persoalannya di KIM plus juga kan belum mengerucut pada nama. Kecuali figure pertamanya. Figure keduanya kan belum. Marilah kasih kesempatan kami, partai politik ini untuk terus-menerus melakukan komunikasi lintas partai,” lanjut Said.
Wacana Kotak Kosong Dikecam
Dalam konteks yang berbeda, wacana adanya kotak kosong di Pilkada Jakarta juga mendapat perhatian serius. Said Abdullah mempertanyakan kebenaran wacana tersebut dan menyayangkan jika skenario itu benar-benar terjadi.
“Memang bener lawannya kotak kosong? Ya kasihan kotak kosongnya lah. Dia enggak punya salah, kenapa harus dilawan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus dengan tegas menolak wacana tersebut dan menyebutnya sebagai tindakan pengecut. Menurutnya, praktik lawan kotak kosong yang kerap terjadi di daerah tidak boleh dijadikan kebiasaan di Jakarta, karena hanya akan membuang anggaran pemilu dan memanipulasi suara rakyat.
“Kalau praktik di banyak kabupaten kota mau dijadikan kebiasaan di Jakarta, bubarkan saja pilkada. Hanya buang-buang anggaran dan suara rakyat dimanipulasi oleh partai politik,” kata Deddy dengan nada tegas.
Deddy juga menambahkan bahwa demokrasi sejatinya adalah menyediakan pilihan bagi rakyat dalam memilih pemimpin, bukan persekongkolan para elite. “Demokrasi itu adalah tersedianya pilihan bagi rakyat dalam memilih pemimpin, bukan persekongkolan para elite,” tutupnya.
Sumber : Liputan6.com