Gerbangrakyat.com – Dalam menghadapi potensi penurunan ekonomi, Ali Wyne, penasihat penelitian dan advokasi senior AS-China di lembaga kajian “International Crisis Group”, menyoroti dua faktor kunci yang mungkin memperburuk kondisi ekonomi China. Menurutnya, utang pemerintah daerah dan ketegangan yang semakin meningkat antara China dan negara-negara demokrasi Barat menjadi pendorong utama dalam prediksi ini.

“Bukti yang ada sejauh ini tidak menunjukkan bahwa ‘hard landing’ akan segera terjadi, tetapi hal ini menunjukkan bahwa hambatan pertumbuhan China lebih sulit diatasi dibandingkan satu dekade yang lalu atau bahkan pada awal tahun 2020an,” ujar Wyne seperti dikutip dari  VOA Indonesia (03/02/23).

Dalam konteks ini, Dana Moneter Internasional (IMF) merekomendasikan langkah-langkah konkret kepada pemerintah China. IMF menyarankan agar pemerintah China mendorong warganya untuk mencari cara investasi baru dan melakukan reformasi berorientasi pasar. Laporan IMF menyoroti perlunya meningkatkan perekonomian negara.

Mengomentari rekomendasi IMF, Tang, seorang ahli ekonomi, menyatakan bahwa China perlu mempromosikan kebijakan ekonomi baru dari sisi permintaan dan melonggarkan peraturan pasar. Menurutnya, China harus bergerak menuju pasar yang lebih bebas, memberikan dukungan pada persaingan pasar yang dapat merangsang lapangan kerja melalui kewirausahaan dan startup baru. Selain itu, Tang menekankan perlunya mengurangi fokus pada perusahaan milik negara yang cenderung kurang memiliki insentif untuk berinovasi dan bersaing di pasar global.

Dengan tantangan ekonomi yang semakin kompleks, langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu China mengatasi hambatan pertumbuhan yang dihadapinya saat ini.

Share: