14 Tarian Tradisional Jogja yang Penuh dengan Pesona Budaya

Gerbangrakyat.com – 14 Tarian Tradisional Jogja yang Penuh dengan Pesona Budaya – Jogja, atau Yogyakarta, bukan hanya dikenal sebagai kota pelajar dan kota gudeg, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Jawa yang kaya.
Salah satu aspek kebudayaan yang masih lestari hingga saat ini adalah beragam tarian tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tarian-tarian ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang mendalam.
14 Tarian Tradisional Jogja yang Penuh dengan Pesona Budaya
Berikut adalah beberapa tarian tradisional Jogja yang layak untuk diketahui dan dipelajari.
1. Tari Srimpi Sangupati
Tari Srimpi Sangupati merupakan salah satu tarian yang paling tua di Jogja, yang telah ada sejak masa Kerajaan Mataram di bawah pimpinan Sultan Agung (1613-1646).
Tari ini dianggap sakral dan suci, dan biasanya hanya ditampilkan di dalam kawasan Keraton. Tari Srimpi memiliki gerakan yang halus dan tenang, yang mencerminkan kesopanan, budi pekerti, serta kelembutan wanita Jawa.
2. Tari Klana Alus
Tari Klana Alus adalah tarian tunggal yang ditampilkan oleh seorang pria dengan gerakan yang lembut dan lamban.
Tari ini menceritakan seorang kesatria yang jatuh cinta, dan gerakannya mencerminkan kisah cinta yang penuh kelembutan.
Tarian ini memiliki keunikan pada hiasan kepala penari yang menggunakan bulu-bulu burung merpati berwarna-warni.
3. Tari Beksan Lawung Ageng
Tari Beksan Lawung Ageng merupakan tarian pusaka dari Keraton Yogyakarta yang menggambarkan adu ketangkasan antara prajurit bertombak.
Tarian ini penuh dengan unsur heroik dan patriotik, serta menampilkan dialog dalam campuran bahasa Madura, Melayu, dan Jawa. Tari ini sering dipentaskan dalam perayaan pernikahan agung putra-putri Sultan.
4. Tari Golek Ayun-ayun
Tari Golek Ayun-ayun diciptakan pada tahun 1976 oleh KRT Sasmintadipura. Tarian ini sering ditampilkan untuk menyambut tamu kehormatan, dengan gerakan yang menggambarkan pencarian jati diri seorang gadis yang beranjak dewasa.
Tarian ini memadukan gerakan yang halus dan anggun, serta menunjukkan kesopanan dan kehormatan dalam menyambut tamu.
5. Tari Bedhaya Semang
Tari Bedhaya Semang adalah tarian klasik yang dianggap sebagai pusaka dan dibawakan oleh sembilan penari putri.
Tarian ini menggambarkan legenda, babad, atau sejarah, seperti pertemuan leluhur antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul. Gerakannya yang halus dan luhur mencerminkan etika dan budi pekerti yang tinggi.
6. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak, atau Beksan Menak, adalah tarian yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1941.
Tarian ini menampilkan karakter dari wayang golek menak, dengan penari yang mengenakan busana khas yang elegan. Tarian ini pertama kali dipentaskan pada tahun 1943 dalam peringatan ulang tahun Sultan.
7. Tari Golek Lambangsari
Tari Golek Lambangsari menggambarkan kedewasaan seorang putri yang menginjak usia dewasa. Diciptakan oleh KRT Purbaningrat, tarian ini menunjukkan gerakan yang lembut dan halus, serta melambangkan kematangan emosional, psikologi, dan biologis.
8. Tari Satrio Watang
Tari Satrio Watang, atau Prawiro Watang, menceritakan tentang prajurit yang gagah berani menggunakan senjata berupa tongkat. Tarian ini bisa ditampilkan secara individu atau berkelompok, dengan gerakan yang tegas dan berwibawa.
9. Tari Langen Asmoro
Tari Langen Asmoro menampilkan kisah cinta sepasang kekasih yang berbahagia bersama. Tarian ini sering ditampilkan dalam acara pernikahan, sebagai simbol kebahagiaan dan harmoni bagi pasangan pengantin.
10. Tari Angguk
Tari Angguk berasal dari Kabupaten Kulon Progo dan merupakan bagian dari ritual syukur atas keberhasilan panen padi. Gerakan dalam tari ini menampilkan anggukan kepala yang lembut, dan tarian ini biasanya ditampilkan oleh laki-laki.
11. Tari Beksan Srikandi Suradewati
Tari Beksan Srikandi Suradewati diadopsi dari cerita Mahabrata tentang peperangan antara Dewi Suradewati dan Dewi Srikandhi. Tarian ini menggambarkan semangat juang dan keberanian wanita dalam mencapai tujuan mereka.
12. Tari Kumbang
Tari Kumbang menceritakan tentang sepasang kumbang jantan dan betina yang saling mengejar dan menunjukkan rasa sayang. Tarian ini membawa penonton pada suasana romansa alam yang indah.
13. Tari Tayub
Tari Tayub awalnya hanya ditampilkan di dalam Keraton sebagai bagian dari pelajaran kepemimpinan untuk putra mahkota. Tarian ini juga memiliki fungsi sosial sebagai hiburan bagi masyarakat, dengan gerakan yang menggambarkan kebersamaan dan kerukunan.
14. Tari Beksan Etheng
Tari Beksan Etheng diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1763 untuk mengendalikan situasi sosial. Tarian ini melibatkan 12 penari yang terbagi dalam tiga peran, menggambarkan pertandingan dan taruhan yang mengharuskan menyentuh tubuh lawan jika ingin menang.
Jogja dengan kekayaan tari tradisionalnya menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia. Tarian-tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media untuk menyampaikan nilai-nilai luhur yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Bagi Anda yang tertarik dengan kebudayaan Jawa, mempelajari dan menyaksikan tarian-tarian ini akan memberikan pengalaman yang mendalam dan berarti.