Gerbangrakyat.com – Ilustrasi Pinokio Jawa kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di Media X. Karya ini pertama kali mencuat pada tahun 2019 dan menjadi kontroversi karena dianggap menyindir tindakan politik Presiden Joko Widodo. Kontroversi tersebut kembali mencuat setelah tulisan Sukidi di Majalah Tempo edisi 4 Agustus 2024 mengangkat tema ini dengan mengkritisi kultur kebohongan yang disebut diwariskan melalui ilustrasi tersebut.

Dalam tulisan yang viral itu, Sukidi menggambarkan bagaimana ilustrasi Pinokio Jawa digunakan sebagai simbol kebohongan yang terus-menerus dilakukan sebagai strategi untuk menipu rakyat. Tulisan ini mendapat perhatian luas dari warganet, termasuk Mahfud MD yang menulis di Media X pada 5 Agustus 2024: “Tulisan Mas Sukidi di Majalah TEMPO edisi terbaru, 4 Agustus 2024. Gurih dan blak-blakan.”

Ini bukan kali pertama Majalah Tempo menggunakan simbol Pinokio dalam ilustrasinya. Pada edisi 16 September 2019, majalah tersebut juga menampilkan siluet gambar Jokowi yang menyerupai Pinokio. Cover tersebut menimbulkan sengketa publik dan bahkan ada tuntutan hukum yang diajukan terhadap Tempo karena dianggap menghina presiden. Namun, Tempo mengklarifikasi dalam terbitan berikutnya bahwa bayangan tersebut bukanlah Presiden Jokowi. Komentar yang menarik datang dari Jerinx SID yang mengatakan, “Ilustrasi tersebut bukan menghina Jokowi, melainkan penghinaan terhadap martabat Pinokio.”

Ilustrasi ini juga menarik perhatian akademisi. Roos Yuliastina dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja Sumenep dan Mohammad Bagus Kurniawan dari Program Pasca Sarjana Ilmu Kepolisian mengkaji cover majalah tersebut dalam konteks pelemahan KPK. Mereka menemukan adanya kaitan antara ilustrasi ini dengan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, sebagaimana dipublikasikan dalam Public Corner pada tahun 2019.

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Dito Anjasmoro Ningtyas, Yogi Ariska, dan Eddy Kusnadi dari Universitas Bina Sarana Informatika bersama Haikal dari Universitas Paramadina. Dalam kajian semiotika Roland Barthes yang diterbitkan dalam Journal Media Penyiaran tahun 2023, mereka menyimpulkan bahwa Majalah Tempo telah berimbang dalam menyajikan informasi.

Pendekatan semiotika Charless Sanders Peirce juga digunakan oleh Rizka Amalia Dewi dan Rachmi Kurnia Siregar dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur. Dalam Jurnal Pantarei, mereka menemukan bahwa cover tersebut mengandung pesan moral terkait RUU KPK. Tresna Ayu Imanda dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta juga menyatakan dalam kajiannya yang diterbitkan pada tahun 2020 bahwa, “Cover tersebut bukan sebuah penghinaan terhadap Presiden namun ilustrasi tersebut ingin menyampaikan sebuah kritik terhadap Presiden yang telah mengingkari janjinya terhadap KPK.”

Kontroversi seputar ilustrasi Pinokio Jawa menunjukkan bagaimana simbol dan seni dapat memicu diskusi publik yang intens, terutama ketika menyangkut isu-isu politik yang sensitif. Ini juga memperlihatkan bagaimana karya seni bisa ditafsirkan berbeda oleh berbagai kalangan, mulai dari akademisi hingga warganet biasa.

Sumber : Frensia.id

Share: