Gerbangrakyat.com – Menteri Perdagangan RI , menilai pembangunan pabrik smelter di Morowali dan Gresik dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap investasi di Indonesia serta menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara eksklusif pada hari ini.
“Saya baru saja lihat kemarin misalnya emas, Freeport selama ini kirim bahan baku, sekarang lagi dibangun pabrik smelter emas dan perak, luar biasa USD 4 miliar. Bayangkan berapa tenaga kerja dan nilai tambah yang akan dihasilkan. Begitu juga nikel, pabrik dibangun di Morowali, berapa banyak yang kerja, berapa banyak nilai tambah. Bisa puluhan kali, bahkan ratusan kali nilai tambah,” ungkap Zulhas dikutip dari Detik.com.
Dalam konteks penggunaan tenaga asing dalam proyek-proyek smelter di Indonesia, Zulhas memberikan pemahaman bahwa keterlibatan tenaga ahli asal luar negeri masih dibutuhkan.
Menurutnya, saat ini masih kurang banyak tenaga ahli asal Indonesia yang memiliki kemampuan mengelola teknologi tinggi yang digunakan dalam proyek-proyek tersebut.
“Ada sedikit masalah di sana-sini, wajar, karena baru saking canggihnya pabriknya. Jadi, wajar kalau kita belum mampu, kita bawa beberapa tenaga ahli yang dari luar negeri,” tambahnya.
Respons terhadap Kritik Program Hilirisasi Nikel
Sebelumnya, program hilirisasi nikel mendapat kritik dari Calon Wakil Presiden RI, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang menggambarkannya sebagai tindakan ‘ugal-ugalan’. Kritik tersebut mendapat respons dari Menteri Perdagangan RI dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan.
Menurut Zulkifli Hasan, kritik tersebut tidak etis karena program hilirisasi telah memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. “Mereka kan bicara soal etika, etikanya itu kayak apa? Menterinya masih di dalam, masih di dalam koalisi pemerintahan, karena mau maju capres, lalu mencela sana-sini. Saya kira publik bisa menilai,” ujar Zulkifli Hasan usai acara Senam Bareng Relawan Bergerak 1912 di Lapangan Pandowoharjo, Niron, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu (27/1/2024).
“Hilirisasi itu sangat menguntungkan Indonesia, selama ini kita mengekspor (hasil tambang) Tanah Air, digali, diekspor, tapi sekarang dibikin di sini,” tambahnya.