Gerbangrakyat.com – Pada Kamis (1/2/2024), Asian Development Bank (ADB) mengumumkan penyaluran pinjaman baru sebesar US$ 419,6 juta atau setara dengan Rp 6,6 triliun, Pinjaman tersebut akan digunakan untuk Proyek Sanitasi Inklusif di Seluruh Kota di Indonesia.

Dilansir dari CNBC Indonesia Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga, menyatakan bahwa proyek ini merupakan salah satu inisiatif sanitasi inklusif terbesar yang pernah didukung oleh ADB di Indonesia, sejalan dengan upaya komprehensif untuk mengatasi perubahan iklim.

Menurut data ADB, saat ini 77% rumah tangga di Indonesia telah memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi dasar, seperti septic tank. Namun, hanya 7% rumah tangga yang dapat mengakses sanitasi yang dikelola secara aman, memastikan pembuangan limbah rumah tangga ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan sistem sanitasi bagi sekitar 2,5 juta orang di kota Mataram, Pontianak, dan Semarang. Jiro Tominaga optimistis bahwa bantuan keuangan sejumlah ratusan juta dolar ini akan mampu mengatasi permasalahan tersebut, membawa manfaat signifikan untuk masyarakat di ketiga kota tersebut.

“Saya senang dapat terus bekerja sama dengan Indonesia untuk memperluas akses terhadap layanan sanitasi yang lebih baik, yang merupakan kunci bagi penduduk yang sehat dan produktif,” ungkap Jiro.

Proyek ini direncanakan akan melibatkan pembangunan sistem sanitasi sepanjang 200 kilometer dengan kapasitas mencapai 57 ribu meter kubik per hari. Dengan memprioritaskan prinsip sanitasi inklusif, proyek ini bertujuan untuk memastikan setiap individu memiliki akses ke layanan sanitasi yang terintegrasi.

Jiro Tominaga juga menekankan perlunya ketahanan terhadap perubahan iklim dan bencana dalam perancangan proyek ini. Struktur yang ditinggikan untuk melindungi IPAL dari banjir, manajemen volume air hujan, dan pemasangan pemecah ombak akan menjadi bagian integral dari proyek ini.

Selain perbaikan infrastruktur sanitasi, pinjaman tersebut juga akan difokuskan pada peningkatan fasilitas pengelolaan lumpur tinja, penguatan kerangka kerja peraturan, serta peningkatan efisiensi operasional operator layanan sanitasi. Peningkatan di berbagai aspek seperti tata kelola, digitalisasi, dan manajemen aset diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam jangka panjang.

Proyek Sanitasi Inklusif di Seluruh Kota ini juga diantisipasi akan menciptakan dampak positif lebih luas, tidak hanya dalam hal kesehatan masyarakat, tetapi juga dalam memajukan prinsip-prinsip keberlanjutan, memperkuat peraturan sanitasi, dan menciptakan ketahanan terhadap perubahan iklim di tingkat lokal.

Share: