Beranda Politik Suhu Politik Pacitan Menggeliat, Partai Demokrat Terindikasi Belum Solid
Politik

Suhu Politik Pacitan Menggeliat, Partai Demokrat Terindikasi Belum Solid

Pacitan Jatim, Gerbangrakyat.com – Segala sesuatu yang biasa saja atau justru yang luar biasa mungkin saja terjadi dalam blantika politik Pacitan. Para pakar memang ada yang merumuskan politik sebagai seni meraih kekuasaan melalui berbagai bagai kemungkinan.

Jika strategi dan taktik Partai Demokrat Pacitan sebagai pemenang Pemilu tepat, apalagi ditambah 2 orang aleg Hanura dan 1 orang aleg Gerindra, maka ditambah 18 aleg Demokrat bisa dikatakan rencana pembentukan Fraksi Parta Demokrat plus itu akan menjadi kenyataan dan menguasai mayoritas suara di DPRD Kabupaten Pacitan.

Termasuk dalam hal memberangkatkan pasangan pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024. Jika kalkulasi politik itu terjadi, fraksi ini “mungkin” bisa memberangkatkan pasangan cabup-wabup sendirian.

Tetapi kemungkinan yang lain yang luar biasa, pun bisa juga terjadi. Setidaknya itu menurut pengamatan komandan komunitas Semut Gramang, Heru Suranto Adi, Amd sebagaimana disampaikan pada pewarta beberapa waktu lalu.

“Disamping kemunculan Rony Wahyono yang mengejutkan, karena intensif membuat gebrakan dengan menggalang komunikasi dengan beberapa partai papan tengah, ia juga menjadi salah satu tokoh yang mengambil formulir pendaftaran bupati melalui PDIP. Ini bisa menjadi tolok ukur keseriusan Rony Wahyono memasuki “kalangan atau gelanggang pertempuran”. Sebab, kebijakan resmi Demokrat tentu saja melanjutkan bupati icumbent yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Pacitan, Indrata Nur BayuAji,” papar Heru.

“Kami sudah sounding melalui beberapa survey lapangan, pendukung Demokrat itu tidak sedikit yang masih loyal kepada mantan bupati, Indartato. Bisa saja isteri pak Ind, Hj. Lucky Indartato menjadi kuda hitam,” lanjutnya.

Ketika ditanya media tentang hubungan Indartato apa tidak sungkan dengan SBY, Heru buru-buru memberikan jawaban, “Namanya wong Jowo lho, mas. Paribasan “sedumuk bathuk senyari bumi”, juga tidak bisa dihindari. Kalau isteri atau anak dan keluarga tersakiti, orang tua pasti akan “sabelo pati”. Membela keluarga yang tersakiti ini, bahkan kalau perlu dengan darah dan nyawa, juga bagian dari karakter budaya Jawa. Nah, ini 2 orang anak sekaligus yang malah dihabisi karir politiknya.”

Heru merujuk 2 orang anak mantan bupati Indartato, Eko Prasetyo icumbent DPRD Popinsi Jawa Timur yang dikalahkan oleh Indra dan Janu, caleg DPRD Kabupaten Pacitan Dapil Arjosari-Tegalombo yang juga kalah. Keduanya berangkat dari Partai Demokrat.

Masih menurut Heru, “Untuk suara Demokrat di Pacitan Prasetyo kalah itu masih bisa di pahami tapi, sebagai icumbent aleg Propinsi Jatim 9 yang meliputi wilayah Ponorogo, Trenggalek, Magetan dan Ngawi, pendukung Prasetyo juga habis. Ini kan aneh.”

Sebelumnya

KPU RI Tetapkan Afifuddin Sebagai Ketua Definitif Setelah Pemberhentian Hasyim Asy'ari

Selanjutnya

6 Tarian Khas Kalimantan Timur yang Menggambarkan Kekayaan Budaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gerbang Rakyat